Pernah gak sih kamu ngerasa bingung sama istilah blockchain sama AI yang lagi hits banget belakangan ini? Tenang, kamu nggak sendirian! Dua teknologi canggih ini sebenernya punya sejarah yang lumayan panjang lho. AI udah ada sejak jaman dulu, konsepnya bahkan bisa dilacak sampai ke mitos Golem di jaman kuno. Sementara blockchain punya akar dari fungsi hashing dan pemrograman terdistribusi sekitar 40 tahun yang lalu. Keren kan?

Blockchain dan Kepercayaan dalam Dunia Digital

Jujur aja, hype blockchain belakangan ini memang agak ketutup sama kehebohan AI. Tapi ini bukan berarti blockchain gak penting. Justru sebaliknya! Teknologi ini sangat krusial untuk membangun kepercayaan dalam sistem terdistribusi.

Coba deh bayangin, kalau kamu mau bekerjasama dengan orang-orang yang bahkan gak kamu kenal secara online, gimana caranya memastikan semua orang jujur? Nah, di sinilah blockchain berperan! Tapi, ironisnya, bahkan Bitcoin yang sering dianggap sebagai contoh desentralisasi, sebenernya masih dikontrol oleh segelintir mining pools dan institusi besar. Bahkan 93% Bitcoin dikuasai oleh “paus” atau pemilik Bitcoin dalam jumlah besar!

Tantangan AI yang Bikin Pusing Para Ahli

AI emang keren, tapi juga punya masalah yang gak kalah rumit. Mulai dari kebocoran data pribadi, penggunaan energi yang gak terkontrol, sampai bias akibat terus-menerus memakai output-nya sendiri sebagai input pelatihan. Belum lagi masalah data pribadi yang terpisah-pisah dan tertutup, padahal data inilah yang sebenernya lebih berharga dan bersih dibanding data publik.

Bayangin deh, data publik yang tersedia di internet itu cuma sekitar 5% dari keseluruhan data yang ada di dunia! 95% sisanya tersimpan rapi di berbagai institusi dan perusahaan. Nah, gimana caranya memanfaatkan data-data ini tanpa melanggar privasi? Ini nih yang jadi PR besar!

DeepSeek: Model AI Terbuka yang Mengubah Permainan

Nah, di tengah kebingungan ini, muncul DeepSeek yang menunjukkan performa oke banget tanpa perlu data super banyak, chip canggih, atau waktu pelatihan yang lama. Meskipun waktu dan daya komputasi untuk penggunaannya memang lebih tinggi, DeepSeek tetap jadi model terbuka yang bisa diakses semua orang.

Model terbuka artinya semua kode sumber dan bobot modelnya bisa dilihat. Siapapun bisa memodifikasi dan melatih ulang modelnya pake data sendiri. Keren kan? Meskipun ada kritik yang bilang bahwa model gak bisa dianggap benar-benar terbuka tanpa berbagi data pelatihannya, tapi OSI (Open Source Initiative) tetap mempertahankan definisi mereka.

Modelx.ai: Solusi Cerdas untuk Integrasi AI dan Blockchain

Yang bikin aku super excited adalah startup bernama Modelx.ai yang dipimpin oleh Jamiel Sheikh. Mereka punya metode keren untuk melatih model AI dengan data privat tanpa melanggar aturan privasi. Bayangkan di bidang kesehatan, rumah sakit gak bisa sembarangan berbagi data pasien karena ada aturan HIPAA, kan?

Solusi dari Modelx.ai itu seperti ini: satu rumah sakit melatih model AI terbuka dengan data pribadinya, terus melepaskan model terlatih itu ke federasi, lalu rumah sakit kedua melatih lagi dengan data mereka, begitu seterusnya seperti rantai daisy. Yang keren, urutan pelatihannya bisa acak dan model AI yang udah disempurnakan dengan data pribadi federasi ini cuma tersedia di dalam federasi itu sendiri. Blockchain dipakai untuk membuktikan peningkatan dan membayar kontributor, sekaligus menjaga privasi data.

Rahasianya ada di Protocol Verifikasi Model. Pada setiap langkah pelatihan, input dan output sampel di-hash dan ditaruh di ledger terdistribusi. Tanda tangan dari model ini adalah hash tersebut. Setiap rumah sakit mendapat token berdasarkan kerja yang mereka lakukan, dengan kualitas model setelah setiap penyempurnaan juga diukur. Nanti, saat model digunakan, setiap rumah sakit membayar dengan token berdasarkan penggunaannya.

Masa Depan Kolaborasi Blockchain dan AI

Perpaduan blockchain dan AI bakal jadi game changer di masa depan. Dengan blockchain, masalah data privat yang selama ini jadi hambatan besar buat AI bisa diatasi. Kita bisa memanfaatkan 95% data yang selama ini tersembunyi tanpa melanggar privasi!

Teknologi seperti Fully Homomorphic Encryption dan ZKProofs juga bisa ditambahkan untuk perlindungan ekstra. Beberapa persyaratan ini bahkan udah jadi bagian dari EU AI Act yang sering dikritik.

Jadi, meskipun sekarang AI lebih banyak diomongin daripada blockchain, jangan salah! Kolaborasi kedua teknologi ini bakal jadi solusi buat masalah-masalah yang gak bisa diselesaikan masing-masing teknologi secara terpisah. Kira-kira, inovasi apa lagi ya yang bakal muncul dari perpaduan ini di masa depan? Penasaran kan?

Tungguin terus updatenya di WarungSwap News